Rabu, 14 November 2012

Motivator Itu bernama Linimassa2

Suasana Nobar Di Kafe Masseddi
Sabtu, 3 Nopember 2012 malam. Jarum jam di kafe Masseddi SMK Negeri 1 Sinjai Utara menunjuk angka 8. Itu artinya, nonton bareng atau nobar film dokumenter Linimas(s)a edisi ke-2 siap digelar. Sejumlah pelajar dari SMK Negeri 1 dan SMA negeri 1 Sinjai utara serta masyarakat umum, sudah mengisi beberapa kursi yang disiapkan panitia nobar yakni pengelola kafe Masseddi dan relawan TIK Sinjai. Diantara penonton juga tampak hadir kepala dinas komunikasi informatika kebudayaan dan kepariwisataan Sinjai, H. Ahmad Suhaemi.

It's show time... Pada opening film, kita langsung disuguhi tulisan “Ambon, 11 September 2011” dengan latar foto-foto kerusuhan Ambon. Kita juga menyaksikan beberapa potongan tayangan berita kerusuhan Ambon yang dikutip dari sejumlah media televisi nasional. Media televisi yang mem-blow up kerusuhan di Ambon dengan menampilkan gambar yang sama secara berulang-ulang, justru membuat sebagian besar masyarakat Ambon panik. 

 
Pelajar SMA & SMK Ikut Nobar
Seorang blogger Ambon bernama Almas “berontak” dan menganggap berita di televisi tidak semuanya benar dan menilai informasi yang disajikan tidak menyejukkan dan memberi rasa damai bagi masyarakat Ambon. Media sosial pun dimanfaatkan Almas untuk menepis dan membantah berita yang ditampilkan media mainstream. Di salah satu postingannya, Almas menulis bahwa Ambon sudah tenang dan tidak rusuh lagi seperti yang sudah di tampilkan media mainstream. Disinilah peran media sosial sebagai alternatif media yang memberi informasi faktual dan menyejukkan. 
 
Dari Ambon, linimassa2 mengajak kita melihat secara dekat kampung cyber atau Cyber Village. Di Kampung yang hanya berpenduduk 141 orang ini, “barang” bernama internet bukan hal baru lagi. Internet telah mengisi hari-hari warga setempat. Dari 28 rumah di kampung ini, yang sudah menikmati fasilitas internet sebanyak 24 rumah. Warga pun memanfaatkan internet untuk tujuan berbeda-beda, satu diantaranya adalah menjual batik secara online yang dilakoni salah satu warga bernama Lek Iwon.

Dari Jawa Barat, tepatnya di desa Mandalamekar Tasikmalaya, peserta nobar kembali dibuat kagum oleh inovasi pemerintah desa setempat. Kendati berada jauh dari hiruk-pikuk kota, namun mereka merasa lebih dekat dengan dunia luar setelah menggunakan internet sebagai media berkomunikasi. Hebatnya, desa ini memiliki website sendiri yang dimanfaatkan warga untuk menulis berita dan menyampaikan informasi terkait perkembangan desa mereka. 
 
Segmen ketiga dan keempat film Linimassa2, tayangan mendidik dan memberi inspirasi ini terus disimak peserta nonton bareng. Saya melihat, beberapa siswi SMK dan SMA yang hadir dibuat kagum oleh dua sosok aktivis perempuan yang concern menggunakan media sosial untuk melawan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, serta melawan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS.

Pada film ini, tidak melulu menonjolkan aktivitas kaum muda dalam memanfaatkan teknologi. Namun diulas pula kegiatan komunitas ibu-ibu yang sudah pantas menyandang gelar nenek-nenek. “Wow..... mantap nek,” kata salah satu penonton. Gimana tidak mantap katanya, seorang nenek dengan tangan yang sudah keriput sangat lincah memainkan 10 jemarinya pada keyboard komputer. Usia ternyata bukan penghalang untuk terus belajar.

Saat memandu diskusi
Ingin mempromosikan potensi desa anda ? Nah, sangat sayang melewatkan segmen terakhir film ini karena kita bisa belajar mempromosikan desa kita menggunakan media yang kita buat sendiri. Seperti yang dilakukan radio Primadona FM Lombok. Kendati dengan peralatan seadanya, radio yang dikelola warga ini ternyata sangat ampuh menjadi jembatan informasi warga setempat dan menjadi sarana menyampaikan pendapat kepada pemerintah. Jadi.. tidak perlu perlu menunggu wartawan, karena merekalah wartawannya. 
 
Usai menonton film inspiratif ini, sebagai ketua relawan TIK kabupaten Sinjai, saya didapuk memandu diskusi dan membedah konten dari film linimassa2. Hingga malam semakin beranjak, acara diskusi dan sharing pendapat terus mengalir dari peserta nobar. Beruntung panitia pelaksana menyiapkan sesi khusus yakni acara bakar-bakar ikan, sehingga diskusi menjadi lebih hidup. Diakhir diskusi, hanya satu kesimpulan dari saya selaku pemandu diskusi yakni, “Mari, jadikan Linimassa2 sebagai motivasi dan inspirasi kita, sembari berharap Linimassa3 kembali hadir menyapa agar motivasi kita semakin berlipat”. Salam Relawan !!!.
http://linimassa.org 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan sarannya