Suasana Nobar Di Kafe Masseddi |
Sabtu, 3
Nopember 2012 malam.
Jarum jam di kafe Masseddi SMK Negeri 1 Sinjai Utara menunjuk angka
8. Itu artinya, nonton bareng atau nobar film dokumenter Linimas(s)a
edisi ke-2 siap digelar. Sejumlah pelajar dari SMK Negeri 1 dan SMA
negeri 1 Sinjai utara serta masyarakat umum, sudah mengisi beberapa
kursi yang disiapkan panitia nobar yakni pengelola kafe Masseddi dan
relawan TIK Sinjai. Diantara penonton juga tampak hadir kepala dinas
komunikasi informatika kebudayaan dan kepariwisataan Sinjai, H. Ahmad
Suhaemi.
It's
show time... Pada opening film, kita langsung disuguhi tulisan
“Ambon, 11 September 2011” dengan latar foto-foto kerusuhan
Ambon. Kita juga menyaksikan beberapa potongan tayangan berita
kerusuhan Ambon yang dikutip dari sejumlah media televisi nasional.
Media televisi yang mem-blow up kerusuhan di Ambon dengan menampilkan
gambar yang sama secara berulang-ulang, justru membuat sebagian besar
masyarakat Ambon panik.
Pelajar SMA & SMK Ikut Nobar |
Seorang
blogger Ambon bernama Almas “berontak” dan menganggap berita di
televisi tidak semuanya benar dan menilai informasi yang disajikan
tidak menyejukkan dan memberi rasa damai bagi masyarakat Ambon. Media
sosial pun dimanfaatkan Almas untuk menepis dan membantah berita yang
ditampilkan media mainstream. Di salah satu postingannya, Almas
menulis bahwa Ambon sudah tenang dan tidak rusuh lagi seperti yang
sudah di tampilkan media mainstream. Disinilah peran media sosial
sebagai alternatif media yang memberi informasi faktual dan
menyejukkan.
Dari
Ambon, linimassa2 mengajak kita melihat secara dekat kampung cyber
atau Cyber Village. Di Kampung yang hanya berpenduduk 141 orang ini,
“barang” bernama internet bukan hal baru lagi. Internet telah
mengisi hari-hari warga setempat. Dari 28 rumah di kampung ini, yang
sudah menikmati fasilitas internet sebanyak 24 rumah. Warga pun
memanfaatkan internet untuk tujuan berbeda-beda, satu diantaranya
adalah menjual batik secara online yang dilakoni salah satu warga
bernama Lek Iwon.
Dari
Jawa Barat, tepatnya di desa Mandalamekar Tasikmalaya, peserta nobar
kembali dibuat kagum oleh inovasi pemerintah desa setempat. Kendati
berada jauh dari hiruk-pikuk kota, namun mereka merasa lebih dekat
dengan dunia luar setelah menggunakan internet sebagai media
berkomunikasi. Hebatnya, desa ini memiliki website sendiri yang
dimanfaatkan warga untuk menulis berita dan menyampaikan informasi
terkait perkembangan desa mereka.
Segmen
ketiga dan keempat film Linimassa2, tayangan mendidik dan memberi
inspirasi ini terus disimak peserta nonton bareng. Saya melihat,
beberapa siswi SMK dan SMA yang hadir dibuat kagum oleh dua sosok
aktivis perempuan yang concern menggunakan media sosial untuk melawan
stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas, serta
melawan stigma dan diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS.
Pada
film ini, tidak melulu menonjolkan aktivitas kaum muda dalam
memanfaatkan teknologi. Namun diulas pula kegiatan komunitas ibu-ibu
yang sudah pantas menyandang gelar nenek-nenek. “Wow..... mantap
nek,” kata salah satu penonton. Gimana tidak mantap katanya,
seorang nenek dengan tangan yang sudah keriput sangat lincah
memainkan 10 jemarinya pada keyboard komputer. Usia ternyata bukan
penghalang untuk terus belajar.
Saat memandu diskusi |
Ingin
mempromosikan potensi desa anda ? Nah, sangat sayang melewatkan
segmen terakhir film ini karena kita bisa belajar mempromosikan desa
kita menggunakan media yang kita buat sendiri. Seperti yang dilakukan
radio Primadona FM Lombok. Kendati dengan peralatan seadanya, radio
yang dikelola warga ini ternyata sangat ampuh menjadi jembatan
informasi warga setempat dan menjadi sarana menyampaikan pendapat
kepada pemerintah. Jadi.. tidak perlu perlu menunggu wartawan, karena
merekalah wartawannya.
Usai
menonton film inspiratif ini, sebagai ketua relawan TIK kabupaten
Sinjai, saya didapuk memandu diskusi dan membedah konten dari film
linimassa2. Hingga malam semakin beranjak, acara diskusi dan sharing
pendapat terus mengalir dari peserta nobar. Beruntung panitia
pelaksana menyiapkan sesi khusus yakni acara bakar-bakar ikan,
sehingga diskusi menjadi lebih hidup. Diakhir diskusi, hanya satu
kesimpulan dari saya selaku pemandu diskusi yakni, “Mari, jadikan
Linimassa2 sebagai motivasi dan inspirasi kita, sembari berharap
Linimassa3 kembali hadir menyapa agar motivasi kita semakin
berlipat”. Salam Relawan !!!.
http://linimassa.org
http://linimassa.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan sarannya