Tahun
1995. Saat itu, saya masih duduk di bangku kelas dua sekolah Menengah
Atas (SMA). Tepatnya di SMA Negeri 1 Sinjai Utara. Saat itu masih
bisa dihitung jari yang menggunakan kendaraan roda dua alias motor ke
sekolah. Entah itu adik kelas maupun kakak kelas. Saya merasa
berbangga karena dari yang sedikit itu, saya salah satunya yang
berkesempatan menggunakan motor ke sekolah.
Honda
Astra Grand Impressa. Demikian nama "tunggangan" saya.
Awalnya Ayah saya membeli motor itu karena tertarik menyaksikan iklan
Honda Astrea Grand Impressa di layar Televisi. Iklan dengan tagline
"ampe ngacir" yang diperankan Mandra, bintang sinetron Si
Doel Anak Betawi ini ternyata sukses memikat perhatian Ayah saya.
Saat itu saya sampai berpikir bahwa Ayah saya hanya menjadi korban
iklan. Pada banyak kasus, iklan produk hanya unggul di televisi,
namun saat produknya digunakan hasilnya justru berbeda dan
mengecewakan konsumen. Saya pun berpikir seperti itu ketika Ayah saya
memutuskan membeli Honda Impressa.
"Kamu
boleh menggunakan motor ini ke sekolah". Begitu ucap Ayah saya
ketika memarkir motor Honda Astrea Grand Impressa yang baru
dibelinya,sepekan setelah menyaksikan iklannya di layar televisi.
Perasaan senang bercampur ragu ketika Ayah menawari saya mencoba
akselerasi motor "ampe ngacir" ini. Senang karena bakalan
menunggangi motor ke sekolah, namun sedikit ragu akan performanya.
"akan kah sehebat kata Mandra di iklannya ?".
Sempurna.
Begitu kesan pertama saya ketika menjajal akselerasi dan performa
Grand Impressa besutan Honda Astra ini. Ternyata, Mandra benar
adanya. Tapi lebih benar dan hebat lagi teknologi yang diusung dan
dibenamkan oleh Honda pada motor Impressa-nya. Saat pertama kali
mencoba motor ini, tarikannya begitu kuat. Beban mesinnya juga sangat
ringan sehingga mendukung performanya saat menjajal jalan raya.
Yang
lebih hebat lagi dan sangat membantu saya meminimalkan pengeluaran
adalah penggunaan bahan bakarnya yang super irit. Kadang apabila
mengisi motor “Mandra” saya dengan seliter premium, saya sudah
bisa memakainya ke sekolah selama lima hari. Nah, ini juga menjadi
kabar gembira bagi saya dan tentu bagi anda pecinta motor merk Honda.
Kabarnya motor produk Honda di tahun 2015 ini akan lebih hemat bahan
bakar, terutama pada produk motor matik-nya. Hal ini karena Honda
mengusung teknologi eSP atau Enhanced Smart Power. Dengan eSP, motor
lebih ramah lingkungan, hemat bahan bakar, serta menghasilkan
performa yang lebih tinggi.
Kembali
bernostalgia dengan Impressa. Terkait beban mesin yang ringan, saya
sempat menanyakan kepada salah satu kawan yang juga mekanik motor.
Menurutnya, salah satu kelebihan motor Honda terletak pada oli
mesinnya. Oli bawaan Honda katanya sudah dirancang untuk
memaksimalkan fungsi dan kerja mesin motor honda tanpa dibebani
dengan berat mesin yang akan berpengaruh pada stabilitas motor.
Entah
benar atau tidak penjelasan kawan saya itu, yang jelas setiap ganti
oli dibengkel, selalu saya disodori oli merek federal. Kata
penjualnya, oli itu cocoknya untuk motor Honda. Kebiasaan menggunakan
oli berlabel federal berlanjut ketika ayah memutuskan mengganti
Impressa-nya menjadi Honda Astrea Legenda. Meski beda nama (Impressa
dan Legenda, Honda tetaplah Honda. Teknologi pintar yang diusungnya
sudah terlanjur memuaskan konsumennya. Termasuk saya dan mungkin anda pembaca setia blog saya.