Kamis, 29 Agustus 2013

MADDUI', ATRAKSI BUDAYA MASYARAKAT ADAT KARAMPUANG SINJAI



Pembaca yang budiman. Kali ini saya akan mengajak anda melihat lebih dekat tradisi maddui atau atraksi budaya masyarakat adat Karampuang di desa Tompobulu,  kecamatan Bulupoddo. Tradisi ini adalah salah satu hasil liputan kru kami di Sinjai TV, pada hari Rabu, 28 Agustus 2013.
-------------------------
Nyanyian dan lantunan syair-syair indah yang dikenal dengan elong paddui’ menandai awal dimulainya prosesi maddui’ atau menarik kayu. Namun sebelum kayu berukuran besar ini ditarik dari dalam hutan, terlebih dahulu dilakukan prosesi ritual adat yang dipimpin Pinati yang merupakan perangkat adat. Pinati didampingi perangkat adat lainnya.
Setelah prosesi ritual adat berakhir, syair-syair elong paddui’ yang dipandu perangkat adat mengalun merdu. Seratusan warga yang datang,  langsung mengambil posisi sembari memegang tali dari ranting kayu. Dalam tradisi maddui’, posisi menarik kayu dari arah depan dan memanjang disebut Hellareng.

Dengan perlahan dan penuh semangat, warga serta pendukung komunitas adat Karampuang ini menarik dan menghela kayu dari dalam hutan untuk dibawa ke rumah adat Karampuang.  Jarak yang harus ditempuh dari sumber kayu ini diambil ke kawasan rumah adat  berkisar 500 meter.
Kendati jaraknya tidaklah terlalu jauh bagi ukuran warga pada umumnya, namun medan yang harus dilewati perangkat adat dan warga yang menarik kayu ini terbilang sulit. Sesekali mereka harus melewati gundukan tanah. Bahkan sela-sela bebatuan. Tidak jarang dibutuhkan alat bantu berupa batang kayu untuk memudahkan pekerjaan para penarik kayu. 

Minggu, 04 Agustus 2013

Dari Sompe' ke Mudik

Kebiasaan atau mungkin sudah menjadi tradisi masyarakat Bugis-Makassar untuk melakukan mudik ketika jelang hari raya Idul Fitri. Namun tahukah kita bahwa ada beberapa hal yang melatarbelakangi aktivitas mudik bagi masyarakat Bugis -  Makassar. Umumnya mereka yang mudik ini para perantau Bugis-Makassar atau dikenal dengan nama Passompe. 

Sompe' dilakukan masyarakat Bugis-Makassar dengan beberapa alasan, diantaranya faktor ekonomi atau ingin mendapatkan penghasilan dan penghidupan lebih layak. Kedua, faktor mencari ilmu pengetahuan serta faktor ketiga adalah Siri'. Faktor Siri' biasanya karena merasa tidak bisa berbuat yang terbaik untuk keluarga atau bisa saja dikucilkan di kampung karena melakukan pelanggaran sehingga merantau adalah salah satu pilihan.  

Bagi para Passompe' atau perantau yang sukses, biasanya mudik adalah hal rutin yang mereka lakukan. Mudik dilakukan dengan berbagai tujuan diantaranya silaturrahim dengan keluarga, berziarah ke makam orang tua atau kerabat serta mudik dilakukan hanya untuk liburan (*)