Selasa, 27 Mei 2014

Yang tersisa dari IT CAMP RTIK Sinjai (2)

* Menyusuri Tebing Curam Tassoso

Desa Gunung Perak. Adalah salah satu desa di kecamatan Sinjai Barat, kabupaten Sinjai yang memiliki potensi alam yang cukup beragam. Potensi tersebut diantaranya perkebunan, pertanian maupun wisata alam. Hawanya yang dingin membuat tanaman perkebunan seperti sayur mayur tumbuh subur di wilayah ini.

"Akan banyak bahan tulisan" pikirku, sesaat tiba disalah satu rumah penduduk yang dijadikan base camp sementara panitia pelaksana. Mungkin inilah juga menjadi alasan mengapa teman-teman panitia IT Camp RTIK Sinjai menempatkan lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Tassoso desa Gunung Perak.

"Seluruh peserta dan panitia akan menginap di mess kebun induk perkebunan yang ada di bawah sana", kata salah satu panitia. Saya pun bersama Fyan dan ketua RTIK Sinjai, Lutfi Hidayat dan panitia lain yang datang terlambat langsung menuju lokasi yang dimaksud. Tentu saja dipandu salah seorang panitia.

Salah satu medan yang dilewati ke lokasi IT CAMP
Awalnya saya mengira lokasinya mudah dijangkau. Ternyata tidak. Harus melewati tebing yang curam dengan kondisi jalan yang becek sehabis diguyur hujan. Turun ke lokasi melewati tebing yang dikelilingi pepohonan mungkin agak mudah. Hanya butuh fisik yang kuat. Itu bila dilakukan siang hari.

Namun kebetulan kami menuruni tebing saat hari mulai gelap. Selain fisik, juga dibutuhkan konsentrasi tinggi agak tidak terperosok. Saya dan teman-teman lain terpaksa harus meraba-raba jalur yang kami lewati. Ini karena lebar jalan di jalur ini tidak sampai semeter. Beruntung, kami terbantu "senter android" sehingga jalur bisa terlihat lebih jelas.

Alhamdulillah.... kami akhirnya sampai di gedung kebun induk perkebunan setelah melewati medan yang curam dan anak sungai yang airnya lumayan deras malam itu. Di gedung kebun induk sudah menunggu puluhan relawan TIK dari 3 (tiga) SMA/SMK di Sinjai.

Sebelum mengambil selimut dan melawan dinginnya malam, saya dan panitia lainnya terlebih dahulu menyapa mereka dan memberikan arahan mengenai kegiatan IT CAMP yang akan dilaksanakan esok harinya.   
Brain storming dengan para peserta IT CAMP

Seluruh peserta IT CAMP di kebun induk perkebunan

Selasa, 20 Mei 2014

Yang Tersisa dari IT CAMP RTIK Sinjai (1)

* Medan Menantang di Gantarang-Botolempangang

Rabu, 14 Mei 2014. Pukul 16.30 wita. Saya menyempatkan diri memenuhi undangan adik-adik pengurus komisariat Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) SMAN 1 Sinjai Utara, SMK 1 Sinjai Utara dan SMK 2 Sinjai Utara mengikuti IT Camp di desa Gunung Perak, kecamatan Sinjai Barat.

Untuk ke lokasi saya terpaksa menumpang di "kuda besi" salah satu pengurus RTIK Sinjai. Fyan Black Barets. Begitu nama panggilannya di media sosial. Untuk sampai di desa Gunung Perak dibutuhkan waktu tempuh sekira 45 menit. Namun itu dalam kondisi normal.

Namun kali ini saya bersama Fyan harus menempuhnya sejam lebih. Ini karena faktor cuaca buruk selama perjalanan. Belum lagi berhadapan dengan kondisi jalan yang becek dan berlumpur, tepatnya di desa Gantarang Sinjai Tengah serta desa Botolempangan Sinjai Barat.

(pic; takdir)
Pada kedua daerah yang saling berbatasan ini terdapat titik longsor yang panjangnya sekira 50 meter lebih. Kalau boleh saya katakan, longsor diwilayah ini sudah pada taraf menjengkelkan. Bagaimana tidak, jalur ini adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten Sinjai dengan kec. Sinjai Barat dan Malino kabupaten Gowa.

Sejak tahun 2006 silam saat banjir bandang dan tanah longsor melanda Sinjai hingga saat ini, jalan provinsi ini belum sekalipun tersentuh proyek perbaikan. Alhasil, setiap musim hujan kita akan disuguhi titik-titik longsor yang kerap mengancam warga maupun pengguna jalan.

Yang dilakukan pemerintah provinsi setiap tanah longsor memenuhi badan jalan di wilayah ini hanyalah menyingkirkan material longsoran dengan menggunakan alat berat. Tentu saja bekerjasama pemda kab. Sinjai.

Saya terpaksa harus turun dari motor yang ditunggangi Fyan. Saya tidak ingin motor melaju diatas genangan lumpur yang bisa membuat Fyan hilang keseimbangan dan terjerembab. Saya juga menyarankan anda melakukan hal yang sama. Kenapa ? karena di satu sisi pada jalur ini adalah jurang dan sisi satunya adalah bukit pinus yang setiap saat bisa memuntahkan material longsoran. Hilang keseimbangan dan jatuh akibatnya akan fatal.

(pic; humas RTIK)

(pic; humas RTIK)

Lega rasanya bisa melewati medan menantang ini, meski sepatu harus berlumur lumpur. Rasa was-was di "medan Gantarang-Botolempangan" terbayar rasa senang nan sejuk saat memasuki desa Gunung Perak. Di kiri-kanan jalan saya menikmati dengan puas pemandangan alam dihiasi tanaman padi serta daun bawang yang menghijau.


Senin, 05 Mei 2014

Sensasi Sunrise Buhung PituE

Sulawesi Selatan. Adalah satu diantara sekian banyak provinsi di Indonesia yang menyimpan pesona alam yang indah tiada tara. Salah satu pesona alam tersebut juga terdapat di ujung selatan provinsi Sulawesi Selatan: kabupaten Sinjai.

*******
Alhamdulillah.... , akhirnya bisa menuangkan lagi tulisan di blog-ku ini, setelah sempat disibukkan dengan warna warni demokrasi pada pemilu legislatif 2014. Nah, pada tulisan kali ini saya mencoba mengajak anda menyusuri keindahan desa Pulau Buhung PituE, kec. Pulau Sembilan, Kab, Sinjai.

Desa Pulau Buhung Pitue. Mungkin nama ini masih terasa asing di telinga anda. Berbeda halnya bila menyebut nama pulau Burungloe, yang tentu sudah akrab bagi anda yang sering/pernah bepergian ke gugusan pulau sembilan Sinjai. Sesungguhnya pulau Burungloe itu adalah bagian dari wilayah administratif desa pulau Buhung PituE.
Selain desa Pulau Buhung PituE, ada tiga desa lainnya yang berada di wilayah kecamatan Kec. Pulau Sembilan, yakni desa Pulau Harapan yang merupakan ibukota kecamatan Pulau Sembilan. Desa Pulau Harapan sendiri terdiri atas dua pulau yakni Pulau Kambuno dan Pulau Liang-liang. 

Desa lainnya adalah desa Pulau Padaelo, gabungan dua pulau yakni pulau Batang Lampe dan pulau Kodingare. Yang terakhir adalah desa Pulau Persatuan. Desa ini adalah gabungan dari pulau Kanalo I, Kanalo II, Katindoang, dan Pulau Larea-rea.

Saya menyarankan anda yang ingin berkunjung ke pulau sembilan, untuk mengalokasikan waktu lebih apabila ingin menyusuri keindahan atau pesona nan eksotik ini satu per-satu. Namun bila hanya satu pulau, sehari sudah cukup memanjakan mata kita menikmati keindahannya.

Sunrise Buhung PituE
(3/5/2014)

Saya memaksakan diri bangun lebih awal hanya untuk mendapatkan momen indah ini. Pukul 05.30 wita, saya sudah berada di dermaga desa pulau Buhung PituE dengan menenteng kamera pocket. Meski hanya kamera pocket, namun fitur-fiturnya saya yakini bisa menghasilkan gambar dengan baik. Dan.... hasilnya luar biasa indah. Sunrise yang muncul dari balik pulau Liang-Liang (pulau yang bersebelahan dengan desa pulau Buhung pituE) terekam dengan baik. 

Pemilik perahu-perahu ini masih pulas. Namun tidak lensa kamera saya. Setiap momen indah kala mentari pagi bersinar, sedapat mungkin saya jepret. Sungguh indah...... 

Inilah pulau Burungloe, desa pulau Buhung PituE, kec. Pulau Sembilan. Saya jepret saat matahari ada diatas ubun-ubun. Indah khan.........  !?. Ayo, tunggu apa lagi. Jaraknya hanya 3 Mil laut dari ibukota kab. Sinjai. Bila memakai speed boat, waktu tempuhnya hanya 15 menit. Sekali lagi saya ingatkan, jangan ke Pulau Sembilan apabila tidak menenteng kamera. (*)

It's Me. Narzis@pulau Buhung PituE