Selasa, 20 Mei 2014

Yang Tersisa dari IT CAMP RTIK Sinjai (1)

* Medan Menantang di Gantarang-Botolempangang

Rabu, 14 Mei 2014. Pukul 16.30 wita. Saya menyempatkan diri memenuhi undangan adik-adik pengurus komisariat Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) SMAN 1 Sinjai Utara, SMK 1 Sinjai Utara dan SMK 2 Sinjai Utara mengikuti IT Camp di desa Gunung Perak, kecamatan Sinjai Barat.

Untuk ke lokasi saya terpaksa menumpang di "kuda besi" salah satu pengurus RTIK Sinjai. Fyan Black Barets. Begitu nama panggilannya di media sosial. Untuk sampai di desa Gunung Perak dibutuhkan waktu tempuh sekira 45 menit. Namun itu dalam kondisi normal.

Namun kali ini saya bersama Fyan harus menempuhnya sejam lebih. Ini karena faktor cuaca buruk selama perjalanan. Belum lagi berhadapan dengan kondisi jalan yang becek dan berlumpur, tepatnya di desa Gantarang Sinjai Tengah serta desa Botolempangan Sinjai Barat.

(pic; takdir)
Pada kedua daerah yang saling berbatasan ini terdapat titik longsor yang panjangnya sekira 50 meter lebih. Kalau boleh saya katakan, longsor diwilayah ini sudah pada taraf menjengkelkan. Bagaimana tidak, jalur ini adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten Sinjai dengan kec. Sinjai Barat dan Malino kabupaten Gowa.

Sejak tahun 2006 silam saat banjir bandang dan tanah longsor melanda Sinjai hingga saat ini, jalan provinsi ini belum sekalipun tersentuh proyek perbaikan. Alhasil, setiap musim hujan kita akan disuguhi titik-titik longsor yang kerap mengancam warga maupun pengguna jalan.

Yang dilakukan pemerintah provinsi setiap tanah longsor memenuhi badan jalan di wilayah ini hanyalah menyingkirkan material longsoran dengan menggunakan alat berat. Tentu saja bekerjasama pemda kab. Sinjai.

Saya terpaksa harus turun dari motor yang ditunggangi Fyan. Saya tidak ingin motor melaju diatas genangan lumpur yang bisa membuat Fyan hilang keseimbangan dan terjerembab. Saya juga menyarankan anda melakukan hal yang sama. Kenapa ? karena di satu sisi pada jalur ini adalah jurang dan sisi satunya adalah bukit pinus yang setiap saat bisa memuntahkan material longsoran. Hilang keseimbangan dan jatuh akibatnya akan fatal.

(pic; humas RTIK)

(pic; humas RTIK)

Lega rasanya bisa melewati medan menantang ini, meski sepatu harus berlumur lumpur. Rasa was-was di "medan Gantarang-Botolempangan" terbayar rasa senang nan sejuk saat memasuki desa Gunung Perak. Di kiri-kanan jalan saya menikmati dengan puas pemandangan alam dihiasi tanaman padi serta daun bawang yang menghijau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan sarannya