Menyaksikan Warga Berjuang Di Daerah Bencana

Kamis, 10 Januari 2013 siang. Saya bersama direktur Sinjai TV, Pak Haeruddin dan rekan saya Haryadi Jufri, meninggalkan studio Sinjai TV, menuju ke kecamatan Sinjai Borong. Ini adalah kali kedua dalam sepekan, saya ke kecamatan ini meliput musibah angin puting beliung. Namun, kali ini angin puting beliung bukan sekedar musibah lagi, namun masuk kategori bencana alam.Saya katakan bencana alam karena dampak yang ditimbulkan.

Di sepanjang perjalanan, utamanya di jalan poros desa Pasir Putih kecamatan Sinjai Borong, satu persatu kami mulai menyaksikan rumah-rumah warga rusak parah. Ada yang atap seng-nya copot, dinding rumah jatuh ke tanah, hingga tiang rumah yang bergeser dari batu penopangnya. Namun yang paling memiriskan adalah, ketika kami masuk ke sebuah pedalaman bernama dusun Batu, desa Kassi Buleng. 

Ditempat ini, sebanyak 30 Kepala Keluarga ( KK ) harus kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar rumah yang mereka huni selama ini, hancur dan rata dengan tanah karena sapuan angin puting beliung. Yang tersisa hanya puing-puingnya. Mereka kini hidup di pengungsian, di sebuah ruang kelas di SD Negeri 241 Ili.

Dari Kassi Buleng, kami kemudian mengarah ke dusun Pattiroang, desa Bonto Tangnga. Ditempat ini, kami menyaksikan seorang pria yang pingsan karena shock. Pria paruh baya ini tak kuasa menahan sedih dan pingsan ketika melihat rumahnya tak bersisa. Beruntung, saat kejadian pria ini beserta keluarganya cepat menyingkir.

Saat berada di dua desa ini, kami memang menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa dahsyatnya angin bertiup dan berputar-putar di atas atap rumah penduduk. Semoga,derita yang dialami warga tidak berkepanjangan. Mari, senantiasa kita berdoa untuk mereka dan menyisihkan sebagian rezeki kita untuk membantu meringankan beban warga di Sinjai Borong. (*)