Selalu saja ada jalan
lapang ketika seseorang mengalami himpitan hidup. Namun untuk menggapainya
dibutuhkan usaha dan kerja keras. Kondisi ini seperti yang dialami Ibu Tennang,
salah satu warga di kampung bernama Talibunging kelurahan Lappa, kecamatan Sinjai
Utara. Tennang mampu bertahan hidup hanya dengan mengandalkan profesinya
mencari kerang.
Oleh : Zainal
Abidin Ridwan
---------------------------
Saat mentari pagi
menyapa, Tennang sudah disibukkan dengan aktivitas rutinnya yakni memasak di
dapur. Sembari menunggu masakannya matang, perempuan berusia 57 tahun ini
melakukan aktivitas lainnya yakni mengasah mata linggis. Linggis inilah yang
menjadi teman keseharian ibu Tennang saat melakoni pekerjaan tetapnya sebagai
pencari kerang.
Begitu pekerjaannya
dirumah selesai, perempuan yang memilih hidup menyendiri tanpa pendamping hidup
ini meninggalkan rumah dengan berbekal
ember dan linggis yang menjadi teman setianya.
Untuk mencari kerang, Tennang harus berjalan kaki sejauh dua kilometer
menyusuri bibir empang.
Ibu Tennang, Pencari Kerang |
Lokasi mencari kerang
yang dituju Tennang adalah muara sungai yang tak jauh dari pelabuhan larea-rea
Sinjai. Di sepanjang alur sungai yang ditumbuhi tanaman bakau inilah, saban
harinya menjadi tempat perempuan ini
berjibaku dengan lumpur.
Bagi orang awam, pekerjaan
ini tentulah sangat sulit. Namun, Tennang justru menikmatinya. Baginya, mencari
kerang disela-sela pohon bakau hingga didalam lumpur adalah pekerjaan mudah. Terlebih
ada mata linggis yang memudahkan pekerjaannya.
Kendati terbilang
mudah baginya, namun ibu Tennang sadar bahwa pekerjaan yang dilakoninya
menuntut kesabaran. Terkadang dalam sehari hanya seliter dua liter kerang yang
didapatnya. Itupun hanya cukup untuk konsumsi pribadi. Namun bila hasilnya
berlebih, perempuan yang belajar mencari kerang sejak kecil ini menjualnya ke
tetangga demi memenuhi kebutuhan hidup lainnya, seperti beras dan lauk pauk.
Meski mengaku mampu
mencari nafkah sendiri, namun seringkali Tennang terpaksa menghentikan
aktivitasnya mencari kerang karena sakit. Saat masih muda katanya, dirinya bisa
seharian penuh mencari kerang. Namun sekarang hanya mampu berada di sungai dari
pagi hingga siang hari.
Karena musim
penghujan, sebulan terakhir ini tennang hanya sesekali turun ke sungai mencari
kerang. Ini karena dirinya juga harus berkutat mengurus atap rumahnya yang
bocor dan kerap kemasukan air.
duh miris membacanya...jadi penasaran pengen kenal puang tennang
BalasHapusButuh Uluran tangan demi meringankan beban Hidup Puang Tennang :(
BalasHapus