Kamis, 02 Mei 2013

Mencari Kerang Demi Bertahan Hidup



Selalu saja ada jalan lapang ketika seseorang mengalami himpitan hidup. Namun untuk menggapainya dibutuhkan usaha dan kerja keras. Kondisi ini seperti yang dialami Ibu Tennang, salah satu warga di kampung bernama Talibunging kelurahan Lappa, kecamatan Sinjai Utara. Tennang mampu bertahan hidup hanya dengan mengandalkan profesinya mencari kerang.

Oleh : Zainal Abidin Ridwan
---------------------------
Saat mentari pagi menyapa, Tennang sudah disibukkan dengan aktivitas rutinnya yakni memasak di dapur. Sembari menunggu masakannya matang, perempuan berusia 57 tahun ini melakukan aktivitas lainnya yakni mengasah mata linggis. Linggis inilah yang menjadi teman keseharian ibu Tennang saat melakoni pekerjaan tetapnya sebagai pencari kerang. 

Begitu pekerjaannya dirumah selesai, perempuan yang memilih hidup menyendiri tanpa pendamping hidup ini  meninggalkan rumah dengan berbekal ember dan linggis yang menjadi teman setianya.  Untuk mencari kerang, Tennang harus berjalan kaki sejauh dua kilometer menyusuri bibir empang.
Ibu Tennang, Pencari Kerang

Lokasi mencari kerang yang dituju Tennang adalah muara sungai yang tak jauh dari pelabuhan larea-rea Sinjai. Di sepanjang alur sungai yang ditumbuhi tanaman bakau inilah, saban harinya  menjadi tempat perempuan ini berjibaku dengan lumpur.


Bagi orang awam, pekerjaan ini tentulah sangat sulit. Namun, Tennang justru menikmatinya. Baginya, mencari kerang disela-sela pohon bakau hingga didalam lumpur adalah pekerjaan mudah. Terlebih ada mata linggis yang memudahkan pekerjaannya.

Kendati terbilang mudah baginya, namun ibu Tennang sadar bahwa pekerjaan yang dilakoninya menuntut kesabaran. Terkadang dalam sehari hanya seliter dua liter kerang yang didapatnya. Itupun hanya cukup untuk konsumsi pribadi. Namun bila hasilnya berlebih, perempuan yang belajar mencari kerang sejak kecil ini menjualnya ke tetangga demi memenuhi kebutuhan hidup lainnya, seperti beras dan lauk pauk.

Meski mengaku mampu mencari nafkah sendiri, namun seringkali Tennang terpaksa menghentikan aktivitasnya mencari kerang karena sakit. Saat masih muda katanya, dirinya bisa seharian penuh mencari kerang. Namun sekarang hanya mampu berada di sungai dari pagi hingga siang hari.

Karena musim penghujan, sebulan terakhir ini tennang hanya sesekali turun ke sungai mencari kerang. Ini karena dirinya juga harus berkutat mengurus atap rumahnya yang bocor dan kerap kemasukan air.

Ibu Tennang adalah satu diantara sekian banyak perempuan yang tetap mengandalkan kemampuan dirinya mencari nafkah dan tidak bergantung kepada orang lain, meski itu kerabatnya sendiri. (Pic By : Heri Alamsyah)

2 komentar:

  1. duh miris membacanya...jadi penasaran pengen kenal puang tennang

    BalasHapus
  2. Butuh Uluran tangan demi meringankan beban Hidup Puang Tennang :(

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan dan sarannya