Selasa, 22 Juli 2014

Pada Akhirnya: rakyat-lah yang menang

Beberapa saat yang lalu, tepatnya tanggal 22 Juli 2014, pukul 22.00 Wita, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 dengan pemilik suara terbanyak yakni pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saya lebih sreg menggunakan kalimat "pemilik suara terbanyak" dan menghindari kalimat "dengan pemenang". Hal ini karena esensi dari demokrasi itu sendiri sebenarnya adalah kemenangan rakyat, bukan kemenangan capres-cawapres.

Rakyat berarti segala-galanya bagi negara. Penguasa/Presiden hanyalah merupakan segelintir manusia yang diberi kepercayaan untuk mengurus administrasi, keamanan, dan pelaksanaan pemerintahan negara (Said, 1998). Konsep tersebut sejalan dengan konsep demokrasi yang dianut saat ini yang mana kedaulatan ada di tangan rakyat.

Dalam lontarak bugis pun demikian. Konsep-konsep tentang demokrasi juga tertuang, seperti dalam ungkapan "naia riasengnge maradeka, tellumi passaleng, iyanaritu: Makaseddinna, tenrilawai ri olona. Maduanna, tenriangkai’ riada-adanna. Matellunna, tenri atteanngi lao ma-niang, lao manorang, lao orai, lao alau, lao ri ase, lao ri awa. (Yang disebut merdeka (bebas) hanya tiga hal yang menentukannya: pertama, tidak dihalangi kehendaknya; kedua, tidak dilarang mengeluarkan pendapat; ketiga tidak dilarang ke Selatan, ke Utara, Ke Barat, ke Timur, ke atas dan ke bawah. Itulah hak-hak kebebasan.)

Sementara dalam sastra Bugis juga ada ungkapan sebagai berikut:Rusa taro arung, tenrusa taro ade, Rusa taro ade, tenrusa taro anang, Rusa taro anang, tenrusa taro tomaega. (Batal ketetapan raja, tidak batal ketetapan adat, Batal ketetapan adat, tidak batal ketetapan kaum Batal ketetapan kaum, tidak batal ketetapan orang banyak).Disini jelas tergambar bahwa kedudukan rakyat amat besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Jadi, kepada Presiden dan wakil Presiden Indonesia terpilih untuk periode 2014-2019, saya menitip pesan dengan mengutip ungkapan dalam lontarak Bugis,"Aja’ mugaukengngi padammu tau ri gau’ tessitinajae. (Jangan engkau melakukan sesuatu yang tidak patut terhadap sesamamu). Memimpin-lah dengan jujur, amanah dan konsisten. Selamatkan Indonesia dari bencana kemiskinan, agar negara yang kita cintai ini menjadi Indonesia Hebat.

@zainalabidinku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan sarannya